Rabu, 14 April 2010

Askep Pada Pasien Bronchopnemoni

BRONCHOPNEUMONIA

PENGERTIAN
Pneumonia adalah peradangan parenkim paru, distal dari bronkhiolus terminalis yang mencakup bronkhiolus respiratorius, dan alveoli yang berupa infiltrat atau konsolidasi pada alveoli atau jaringan interstisial. Pneumonia ini dapat mengakibatkan gangguan pertukaran gas setempat. Istilah pneumonia lazim dipakai bila peradangan terjadi oleh proses infeksi akut yang merupakan penyebab tersering, sedangkan istilah pneumonitis sering dipakai untuk proses non infeksi.

KLASIFIKASI
Berdasarkan distribusi anatomis, pneumonia dapat dikelompokkan menjadi pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronchopneumonia), pneumonia interstisial (bronkhiolitis), dan pleuropneumonia. Pneumonia dapat melibatkan seluruh lobus (lobaris) atau lebih berbercak (lobuler). Jika terbatas pada alveoli yang berdampingan dengan bronki, maka disebut bronchopneumonia. Pneumonia lobar lebih umum pada anak-anak diatas umur 2 tahun, sementara bayi lebih cenderung untuk menderita bronchopneumonia.
Secara klinis, pneumonia dikelompokkan menjadi:
1. Klasifikasi tradisional, meninjau ciri radiologis dan gejala klinis. Dibagi atas:
a. Pneumonia tipikal, bercirikan tanda-tanda pneumonia lobaris yang klasik antara lain berupa awitan yang akut dengan gambaran radiologis berupa opasitas lobus atau lobularis dan disebabkan kuman yang tipikal terutama S. Pneumoniae, Klebsiela pneumoniae, atau H. Influenza.
b. Pneumonia atipikal, ditandai oleh gangguan respirasi yang meningkat lambat dengan gambaran infiltrat paru bilateral yang difus. Biasanya disebabkan oleh organisme atipikal dan termasuk Mycoplasma pneumoniae, virus, Legionella pneumophila, Chlamidia psittaci, dan Coxiella burnetti.
2. Klasifikasi berdasarkan factor lingkungan dan pejamu:
Tipe klinis Epidemiologi
Pneumonia komunitas Sporadis atau endemis, muda atau orang tua.
Pneumonia nosokomial Didahului perawatan di RS.
Pneumonia rekuren Terdapat dasar penyakit paru kronik
Pneumonia aspirasi Alkoholik, usia tua
Pneumonia pada gg. imun Pada penderita transplantasi, onkologi, AIDS.
3. Sindrom klinis:
a. Pneumonia bacterial (sindrom klinis pneumonia bacterial):
 Pneumonia bacterial tipe tipikal yang terutama mengenai parenkim paru dalam bentuk bronchopneumonia dan pneumonia lobar.
 Pneumonia bakteri tipe campuran (mixed type) dengan presentasi klinis atipikal yaitu pewrjalanan penyakit yang lebih ringan (insidious) dan jarang disertai konsolidasi paru. Biasanya pada pasien dengan penyakit kronik.
b. Pneumonia non bacterial.

ETIOLOGI
Etiologi pneumonia umumnya adalah bakteri, yang tersering sebagai penyebab pneumonia pada anak di negara berkembang ialah Streptococcus pneumoniae dan H. Influenza. Streptococcus pneumoniae tercatat menimbulkan lebih dari 90% pneumonia bakteri. Pada bayi dan anak kecil, S. aureus menyebabkan pneumonia berat, serius, sangat progresif dengan mortalitas tinggi. Penyebab lain: Mycoplasma pneumoniae sering pada anak besar, Mycobacterium tuberculosis, virus seperti RSV, Adenovirus, CMV, dan virus influenza.

DIAGNOSIS
Diagnosis didasarkan pada:
1. Anamnesis,
Setiap anak dengan batuk, sesak nafas yang timbulnya tidak mendadak, demam, harus dicurigai pneumonia.
2. Pemeriksaan fisik,
Dapat ditemukan sesak nafas (dispnue), nafas cepat (takipnue), nafas cuping hidung, sianosis. Pada paru terdapat retraksi dinding dada, perkusi sonor sampai redup relatif, suara nafas vesikuler atau subbronkhial sampai bronchial, ronki basah halus nyaring atau krepitasi.
3. Laboratorium,
Darah pada pneumonia bakteri menunjukkan jumlah lekosit meningkat, dengan hitung jenis bergeser ke kiri. Analisis gas darah, pO2 turun (ada hipoksia), dapat asidosis (respiratorik).

PENATALAKSANAAN
Penderita dengan pneumonia lobaris atau bronkopneumonia berat harus dirawat inap dan ditatalaksana:
 Bersihkan jalan nafas (isap lendir), oksigenasi yang adekuat.
 Humidifikasi dengan nebulizer untuk pengenceran dahak yang kental, dapat disertai nebulizer untuk pemberian bronchodilator bila terdapat bronchospasme.
 Cairan yang cukup, bila perlu iv. Keutuhan kapiler paru sering terganggu pada pneumonia, dan paru lebih sensitive terhadap pembebanan cairan terutama bila terdapat pneumonia bilateral. Pemberian cairan pada pasien harus diatur dengan baik, termasuk pada keadaan gangguan sirkulasi dan gagal ginjal. Overhidrasi untuk maksud mengencerkan dahak tidak diperbolehkan.
 Diet TKTP, selama masih sesak nafas hati-hati makanan per oral, lebih baik makanan lewat sonde drip.
 Bila ada asidosis, koreksi dengan natrium bikarbonat 1 meq/kg BB atau berdasarkan hasil analisis gas darah dengan rumus:


 Medikamentosa: Umur < 2 bulan : kombinasi ampicilin dan kloramphenikol
Umur 2 bulan : kombinasi ampicilin dan gentamisin.
Dosis: ampisilin 100 mg/kg BB/hari,
kloramphenikol 100 mg/kg BB/ hari,
gentamisin 5 mg/kgBB/hari
Pada kasus dengan etiologi Stafilococcus berikan golongan obat tahan terhadap Beta laktamase. Bila etiologi mikoplasma, antibiotik yang tepat adalah golongan makrolit. Dapat diberikan obat-obat untuk mukosilier klirens (golongan beta 2 agonis dan atau teofilin) secara inhalasi atau per oral.
 Fisioterapi, untuk membersihkan jalan nafas.
 Pemantauan: KU, TTV, keungkinan gagal nafas, AGD, intake cairan/makanan, elektrolit terutama Na dan K, radiologik diulang 1 minggu kemudian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar